Bagaimana cara kerja semprotan anti lengket yang katanya untuk menggoreng dan memanggang hampir tanpa lemak (low fat)?
Obat
semprot itu tidak lain adalah minyak goreng yang dilarutkan dalam
alkohol, kemudian dikemas dalam sebuah kaleng aerosol. Gagasan penemunya
adalah ahli-ahli menuang minyak ke-penggorengan atau cetakan kue, Anda
dapat menyemprot permukaan alat masak dengan praktis. Alkohal dalam
campuran ini segera menguap sementara minyaknya akan lengket di
permukaan alat masak. Jadi, pada dasarnya Anda tetap memasak di atas
lapisan minyak, tetapi lapisan itu tipis sekali, sehingga Kalori-nya pun
rendah.
Sesendok makam mentega atau margarin berisi sekitar
sebelas gram lemak dan seratus kalori. Sementara itu, label pada kaleng
semprotan antilengket mengaku hanya mengandung dua kalori per-semprotan.
Mereka mendefinisikan satu semprotan di sini sebagai penyemprotan
selama satu per tiga detik, yang kurang lebih cukup untuk melapisi
sepertiga wajan ukuran sepuluh inchi. Akan tetapi bahkan meskipun jari
Anda tidak secekatan jari seorang jago tembak, atau jika Anda
memyemprotkan seluruh permukaan wajan sampai rata, kandungan lemaknya
masih tetap sedikit.
Tuesday, June 25, 2013
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Air merupakan sumber potensial bagi penyakit-penyakit infeksi, oleh
karena itu pemurnian air sangat penting bagi kesehatan manusia. Namun,
air yang jernih tidak menjamin terbebas dari mikroorganisme patogen.
Oleh karena itu, identifikasi keberadaan mikroorganisme di air penting
dilakukan.
Mikroba kelompok Coliform sering digunakan sebagai indikator terjadinya kontaminasi pada air. Yang termasuk kelompok coliforms adalah :
a. E.coli
b. Kleibsiella pneumoniae
c. Enterobacter aerogenes
Pencirian coliform:
a. gram negatif
b. fakultatif aerobik
c. tidak berspora
d. memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas dalam 48 jam pada 35oC
Test coliform dilakukan melalui:
a. Most Probable Number (MPN)
b. Membrane Filter (MF)
Pada MPN, air yang diuji dimasukkan dalam media pertumbuhan coliform. Bakteri yang tumbuh selanjutnya dihitung jumlah koloninya
Pada MF, 100 ml air yang akan diuji disaring melalui membran, akibatnya bakteri akan menempel di membran yang selanjutnya membran ditumbuhkan dalam medium yang mengadung eosin-methylene blue (EMB). Bakteri yang tumbuh selanjutnya dapat dihitung jumlahnya.
Cara pemurnian air minum dari coliform ini dapat dilakukan dengan penyemrotan gas chlorine serta filtrasi.
Pengolahan limbah
Air limbah dapat berasal dari limbah domestik maupun industri. Pengolahan limbah cair ini dapat dilakukan secara fisika, kimia dan biologi (mikrobiologi). Tujuan utama pengolahan limbah cair adalah untuk mengurangi polutan organik dan anorganik dalam limbah cair ke level dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan senyawa toksik dapat dieliminir. Indikator pencemaran limbah cair dapat diukur dari Biochemical Oxygen Demand (BOD), jumlah relatif oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi materi organik dan anorganik dalam limbah cair. Makin tinggi oksigen yang digunakan,maka nilai BOD makin tinggi pula.
Pengolahan limbah cair memerlukan beberapa tahapan :
1. Tahap primer
2. Tahap sekunder
3. Tahap tersier
1. Tahap primer
Hanya menggunakan metode pemisahan secara fisika, dimana materi padat , organik dan anorganik dipisahkan dari limbah cair. Selanjutnya hasil dari tahap primer akan disalurkan ke tahap sekunder dimana terjadi reduksi kandungan polutan organik.
Tahap sekunder :
Perlakuan limbah cair pada tahap kedua ini dilakukan dengan bantuan mikroorganisme dengan atau tanpa adanya oksigen untuk mereduksi kandungan bahan organik dalam limbah cair.
a. Pengolahan limbah cair secara anaerobik
Tahap ini digunakan untuk mendegrasi limbah cair yang mengandung polutan organik dalam jumlah besar. Pada tahap anaerobik ini akan terlibat berbagai spesies bakteri yang akan melakukan reaksi fermentasi dan pemecahan materi organik, seperti limbah selulosa dan serat lainnya yang berasal dari sisa makanan atau tanaman berserat. Tempat terjadinya proses anaerobik ini disebut dengan sludge digestor atau bioreactor.
Enzim polisakarase, lipase, dan protease akan mendegradasi makromolekul menjadi produk akhir gas CH4 dan CO2
b. Pengolahan limbah cair secara aerobik
Pada tahapan ini digunakan bakteri aerobik untuk limbah cair yang mengandung sejumlah kecil polutan organik.
Tahap tersier
Tahap ini merupakan metode fisikokimia atau biologis dengan menggunakan suatu bioreaktor, pengendapan, filtrasi atau khlorinasi. Metode ini hampir sama dengan metode pemurnian air minum. Tujuan utama tahap ini adalah untuk mereduksi polutan anorganik, seperti fosfat, nitrit dan nitrat dari efluen tahap akhir. Tahap ini biasanya juga dilakukan dengan menggunakan radiasi ultraviolet dan ozone.
Mikroba kelompok Coliform sering digunakan sebagai indikator terjadinya kontaminasi pada air. Yang termasuk kelompok coliforms adalah :
a. E.coli
b. Kleibsiella pneumoniae
c. Enterobacter aerogenes
Pencirian coliform:
a. gram negatif
b. fakultatif aerobik
c. tidak berspora
d. memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas dalam 48 jam pada 35oC
Test coliform dilakukan melalui:
a. Most Probable Number (MPN)
b. Membrane Filter (MF)
Pada MPN, air yang diuji dimasukkan dalam media pertumbuhan coliform. Bakteri yang tumbuh selanjutnya dihitung jumlah koloninya
Pada MF, 100 ml air yang akan diuji disaring melalui membran, akibatnya bakteri akan menempel di membran yang selanjutnya membran ditumbuhkan dalam medium yang mengadung eosin-methylene blue (EMB). Bakteri yang tumbuh selanjutnya dapat dihitung jumlahnya.
Cara pemurnian air minum dari coliform ini dapat dilakukan dengan penyemrotan gas chlorine serta filtrasi.
Pengolahan limbah
Air limbah dapat berasal dari limbah domestik maupun industri. Pengolahan limbah cair ini dapat dilakukan secara fisika, kimia dan biologi (mikrobiologi). Tujuan utama pengolahan limbah cair adalah untuk mengurangi polutan organik dan anorganik dalam limbah cair ke level dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan senyawa toksik dapat dieliminir. Indikator pencemaran limbah cair dapat diukur dari Biochemical Oxygen Demand (BOD), jumlah relatif oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi materi organik dan anorganik dalam limbah cair. Makin tinggi oksigen yang digunakan,maka nilai BOD makin tinggi pula.
Pengolahan limbah cair memerlukan beberapa tahapan :
1. Tahap primer
2. Tahap sekunder
3. Tahap tersier
1. Tahap primer
Hanya menggunakan metode pemisahan secara fisika, dimana materi padat , organik dan anorganik dipisahkan dari limbah cair. Selanjutnya hasil dari tahap primer akan disalurkan ke tahap sekunder dimana terjadi reduksi kandungan polutan organik.
Tahap sekunder :
Perlakuan limbah cair pada tahap kedua ini dilakukan dengan bantuan mikroorganisme dengan atau tanpa adanya oksigen untuk mereduksi kandungan bahan organik dalam limbah cair.
a. Pengolahan limbah cair secara anaerobik
Tahap ini digunakan untuk mendegrasi limbah cair yang mengandung polutan organik dalam jumlah besar. Pada tahap anaerobik ini akan terlibat berbagai spesies bakteri yang akan melakukan reaksi fermentasi dan pemecahan materi organik, seperti limbah selulosa dan serat lainnya yang berasal dari sisa makanan atau tanaman berserat. Tempat terjadinya proses anaerobik ini disebut dengan sludge digestor atau bioreactor.
Enzim polisakarase, lipase, dan protease akan mendegradasi makromolekul menjadi produk akhir gas CH4 dan CO2
b. Pengolahan limbah cair secara aerobik
Pada tahapan ini digunakan bakteri aerobik untuk limbah cair yang mengandung sejumlah kecil polutan organik.
Tahap tersier
Tahap ini merupakan metode fisikokimia atau biologis dengan menggunakan suatu bioreaktor, pengendapan, filtrasi atau khlorinasi. Metode ini hampir sama dengan metode pemurnian air minum. Tujuan utama tahap ini adalah untuk mereduksi polutan anorganik, seperti fosfat, nitrit dan nitrat dari efluen tahap akhir. Tahap ini biasanya juga dilakukan dengan menggunakan radiasi ultraviolet dan ozone.
Wednesday, June 19, 2013
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Pengolahan Limbah Cair
Mikroba kelompok Coliform sering digunakan sebagai indikator terjadinya kontaminasi pada air. Yang termasuk kelompok coliforms adalah :
a. E.coli
b. Kleibsiella pneumoniae
c. Enterobacter aerogenes
Pencirian coliform:
a. gram negatif
b. fakultatif aerobik
c. tidak berspora
d. memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas dalam 48 jam pada 35oC
Test coliform dilakukan melalui:
a. Most Probable Number (MPN)
b. Membrane Filter (MF)
Pada MPN, air yang diuji dimasukkan dalam media pertumbuhan coliform. Bakteri yang tumbuh selanjutnya dihitung jumlah koloninya
Pada MF, 100 ml air yang akan diuji disaring melalui membran, akibatnya bakteri akan menempel di membran yang selanjutnya membran ditumbuhkan dalam medium yang mengadung eosin-methylene blue (EMB). Bakteri yang tumbuh selanjutnya dapat dihitung jumlahnya.
Cara pemurnian air minum dari coliform ini dapat dilakukan dengan penyemrotan gas chlorine serta filtrasi.
Pengolahan limbah
Air limbah dapat berasal dari limbah domestik maupun industri. Pengolahan limbah cair ini dapat dilakukan secara fisika, kimia dan biologi (mikrobiologi). Tujuan utama pengolahan limbah cair adalah untuk mengurangi polutan organik dan anorganik dalam limbah cair ke level dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh dan senyawa toksik dapat dieliminir. Indikator pencemaran limbah cair dapat diukur dari Biochemical Oxygen Demand (BOD), jumlah relatif oksigen terlarut yang dikonsumsi oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi materi organik dan anorganik dalam limbah cair. Makin tinggi oksigen yang digunakan,maka nilai BOD makin tinggi pula.
Pengolahan limbah cair memerlukan beberapa tahapan :
1. Tahap primer
2. Tahap sekunder
3. Tahap tersier
1. Tahap primer
Hanya menggunakan metode pemisahan secara fisika, dimana materi padat , organik dan anorganik dipisahkan dari limbah cair. Selanjutnya hasil dari tahap primer akan disalurkan ke tahap sekunder dimana terjadi reduksi kandungan polutan organik.
Tahap sekunder :
Perlakuan limbah cair pada tahap kedua ini dilakukan dengan bantuan mikroorganisme dengan atau tanpa adanya oksigen untuk mereduksi kandungan bahan organik dalam limbah cair.
a. Pengolahan limbah cair secara anaerobik
Tahap ini digunakan untuk mendegrasi limbah cair yang mengandung polutan organik dalam jumlah besar. Pada tahap anaerobik ini akan terlibat berbagai spesies bakteri yang akan melakukan reaksi fermentasi dan pemecahan materi organik, seperti limbah selulosa dan serat lainnya yang berasal dari sisa makanan atau tanaman berserat. Tempat terjadinya proses anaerobik ini disebut dengan sludge digestor atau bioreactor.
Enzim polisakarase, lipase, dan protease akan mendegradasi makromolekul menjadi produk akhir gas CH4 dan CO2
b. Pengolahan limbah cair secara aerobik
Pada tahapan ini digunakan bakteri aerobik untuk limbah cair yang mengandung sejumlah kecil polutan organik.
Tahap tersier
Tahap ini merupakan metode fisikokimia atau biologis dengan menggunakan suatu bioreaktor, pengendapan, filtrasi atau khlorinasi. Metode ini hampir sama dengan metode pemurnian air minum. Tujuan utama tahap ini adalah untuk mereduksi polutan anorganik, seperti fosfat, nitrit dan nitrat dari efluen tahap akhir. Tahap ini biasanya juga dilakukan dengan menggunakan radiasi ultraviolet dan ozone.
DIURETIC
Diuretic - Apakah Diuretic?
Diuretic adalah obat apa pun yang mengangkat tingkat buang air kecil dan dengan demikian menyediakan sarana diuresis paksa. Ada beberapa kategori diuretik. Semua diuretik meningkatkan ekskresi air dari tubuh, meskipun masing-masing kelas melakukannya dalam cara yang berbeda.Jenis Diuretic
Langit-langit tinggi loop diuretic
Langit-langit tinggi diuretik adalah diuretik yang dapat menyebabkan diuresis besar-hingga 20% beban disaring NaCl dan air. Ini sangat besar dibandingkan dengan normal ginjal natrium reabsorpsi yang meninggalkan hanya ~0.4% disaring natrium dalam urin.Loop diuretik memiliki kemampuan ini, dan karena itu sering identik dengan langit-langit tinggi diuretik. Loop diuretik, seperti furosemide, menghambat kemampuan tubuh untuk reabsorb natrium pada loop naik di nephron yang mengarah ke penyimpanan air dalam urin sebagai air biasanya berikut natrium kembali ke dalam cairan ekstraselular (ECF). Contoh lain dari langit-langit tinggi loop diuretik meliputi asam ethacrynic, torsemide dan bumetanide.
Thiazides
Thiazide-jenis diuretik seperti hidroklorotiazid bertindak berdasarkan berbelit tubule fosil dan menghambat symporter natrium klorida menuju retensi air dalam urin, sebagai air biasanya berikut menembus larutan.Sering buang air kecil ini disebabkan oleh hilangnya air yang tidak telah mempertahankan dari tubuh sebagai akibat dari hubungan seiring dengan natrium kerugian dari tubule rumit.
Tindakan anti jangka pendek didasarkan pada kenyataan bahwa thiazides mengurangi preload, penurunan tekanan darah. Di sisi lain efek jangka panjang ini disebabkan oleh efek vasodilator tidak diketahui yang menurunkan tekanan darah bintang perlawanan.
Karbonat anhidrase inhibitor
Karbonat anhidrase inhibitor menghambat enzim karbonat anhidrase yang ditemukan di tubule rumit proksimal. Ini mengakibatkan beberapa efek termasuk bikarbonat retensi dalam urin, retensi kalium dalam urin dan menurun natrium penyerapan. Obat-obatan di kelas ini meliputi acetazolamide dan methazolamide.Digitalis
Digitalis meningkatkan output urin dengan meningkatkan output jantung dan meningkatkan sirkulasi melalui ginjal. Digitalis memiliki efek diuretik pada jantung pasien karena edema jantung.Hemat kalium diuretik
Ini adalah diuretik yang tidak mempromosikan sekresi kalium ke dalam urin; dengan demikian, kalium terhindar dan tidak kehilangan sebanyak di diuretik lain. Istilah "kalium-hemat" merujuk kepada efek daripada sebuah mekanisme atau lokasi; Meskipun demikian, istilah hampir selalu merujuk kepada dua kelas tertentu yang memiliki efek mereka di lokasi yang sama:- Aldosterone antagonis: spironolactone, yang adalah antagonis kompetitif dari aldosterone. Aldosterone biasanya menambahkan saluran natrium dalam sel-sel utama saluran mengumpulkan dan akhir distal tubule dari nephron. Spironolactone mencegah aldosterone memasuki sel utama, yang mencegah reabsorpsi natrium. Agen yang serupa adalah kalium canreonate.
- Natrium epitel saluran blocker: amiloride dan triamterene.
Hemat kalsium diuretik
Istilah "hemat kalsium diuretic" kadang-kadang digunakan untuk mengidentifikasi agen yang menghasilkan tingkat relatif rendah ekskresi kalsium.Mengurangi konsentrasi kalsium dalam urin dapat mengakibatkan peningkatan laju kalsium dalam serum. Efek hemat kalsium dapat bermanfaat dalam hypocalcemia, atau tidak diinginkan dalam hypercalcemia.
Thiazides dan hemat kalium diuretik dianggap menjadi kalsium-hemat diuretik.
- Thiazides menyebabkan bersih '' penurunan '' dalam kalsium yang hilang dalam urin.
- Hemat kalium diuretik menyebabkan jaring '' peningkatan '' kalsium hilang dalam urin, tetapi peningkatan '' jauh lebih kecil '' dari peningkatan yang terkait dengan kelas-kelas lain diuretic. Ini dapat meningkatkan risiko kepadatan tulang berkurang.
Diuretik osmotik
Senyawa seperti mannitol disaring di glomerulus, tapi tidak reabsorbed. Kehadiran mereka menyebabkan peningkatan osmolarity filtrate. Untuk menjaga keseimbangan osmotik, air akan disimpan dalam urin.Glukosa, seperti mannitol, adalah gula yang dapat berperilaku sebagai diuretic osmotik. Tidak seperti mannitol, glukosa umumnya ditemukan dalam darah. Namun, dalam keadaan tertentu seperti diabetes mellitus, konsentrasi glukosa dalam darah (hiperglikemia) melebihi kapasitas maksimum reabsorpsi ginjal. Ketika ini terjadi, glukosa tetap di filtrate, menuju retensi osmotik air dalam urin. Glucosuria menyebabkan hilangnya hipotonik air dan Na+ menuju keadaan hypertonic dengan tanda-tanda volume pemiskinan seperti: kering mukosa, hipotensi, tachycardia, dan penurunan turgor kulit. Penggunaan beberapa obat, terutama stimulan mungkin juga meningkatkan glukosa darah dan dengan demikian meningkatkan buang air kecil.
Langit-langit rendah diuretik
Istilah "langit-langit rendah diuretic" digunakan untuk menunjukkan bahwa diuretic memiliki kurva efek dosis cepat perataan (berbeda dengan "langit-langit yang tinggi", di mana hubungan yang dekat dengan linear). Ia merujuk kepada profil farmakologi, bukan struktur kimia. Namun, ada kelas tertentu diuretic yang biasanya jatuh ke dalam kategori ini, seperti thiazides.Thursday, June 13, 2013
Sintesa bahan organik industri
Sintesa Bahan Organik Industri
Kebanyakan bahan sintetik hanya dapat digunakan hingga temperatur 60°C, beberapa jenis sampai temperatur 100°C dan hanya sedikit yang taban sampai 250oC. Beberapa jenis bahan sintetik menjadi rapuh pada
temperatur di bawah 10°C.Benda dari bahan sintetik dapat diolah dengan cara pemotongan (seperti digergaji, dibubut) dan dapat juga disambung dengan cara merekatkannya. Termoplastik dapat diolah dengan cara pemanasan dan pengelasan. Metode pengerjaan bahan sintetik tergantung pada jenis bahan tersebut.
Ketahanan terhadap bahan proses: Bahan sintetik pada umumnya tahan terhadap asam anorganik yang encer. Juga tahan terhadap asam organik dengan rantai pendek larutan basa dan larutan garam. Hampir semua bahan sintetik tidak tahan terhadap halogen, asam halogenida dan hidrokarbon yang mengandung halogen. Banyak jenis bahan sintetik yang mengembang dalam alkohol,keton, ester, eter, dan hidrokarbon. Kadang-kadang bahan sintetik tersebut juga larut dalam pelarut di atas. Penggunaan benda dari bahan sintetik harus memperhatikan temperatur, yaitu tidak boleh lebih tinggi dari temperatur yang diizinkan. Asam nitrat, terutama yang berasap,asam yang keras mengoksidasi, hidrogen peroksida dan ozon jangan dikontakkan dengan bahan sintetik.
Tuesday, June 4, 2013
Fungsi dan Macam-macam Sel Darah Putih
Fungsi dan Macam-macam Sel Darah Putih (Leukosit)-
Sel darah putih ibarat serdadu penjaga tubuh dari serangan musuh. Jika
kita terluka, maka sel darah putih ini akan berkumpul di bagian tubuh
yang terkena luka, agar tidak ada kuman penyakit yang masuk melalui luka
itu. Fungsi tersebut didukung oleh kemampuan leukosit untuk bergerak
amoeboid (seperti Amoeba) dan sifat fagositosis (memangsa atau memakan).
Jika ada kuman yang masuk, maka dia akan segera melawannya. Dapat
digambarkan, bahwa akan terjadi pertarungan antara kuman dengan sel
darah putih. Timbulnya nanah pada luka itu merupakan gabungan dari sel darah
putih yang mati, kuman, sel-sel tubuh, dan cairan tubuh. Sel darah
putih mempunyai nukleus dengan bentuk yang bervariasi. Ukurannya
berkisar antara 10 nm–25 nm. Fungsi sel darah putih ini adalah
untuk melindungi badan dari infeksi penyakit serta pembentukan antibodi
di dalam tubuh. Untuk membedakan strukturnya dari sel darah merah,
cobalah Anda perhatikan Gambar
Pada orang yang terkena kanker darah atau leukemia, sel darah putih bisa mencapai 20 ribu butir/mm3 atau lebih. Kondisi di mana jumlah sel darah putih naik di atas jumlah normal disebut leukositosis. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum tulang, limfe, dan kelenjar limfe. Sel darah putih terdiri atas agranulosit dan granulosit. Agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler, sedangkan granulosit bila plasmanya bergranuler.
Macam-macam Sel Darah Putih (Leukosit)
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya, leukosit dibagi menjadi leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan leukosit bergranula (granulosit).
a) Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit. Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi. Limfosit berukuran antara 8–14 mikrometer. Monosit berukuran lebih besar daripada limfosit, yaitu 14–19 mikrometer. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai ginjal.
b) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada sitoplasmanya. Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil.
Neutrofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna netral. Basofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna bersifat basa. Adapun granul-granul pada eosinofil dapat menyerap zat warna yang bersifat asam. Jumlah leukosit pada manusia sekitar 5.000–10.000 dalam setiap milimeter kubik darah. Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan jumlah eritrosit. Limfosit biasa diproduksi di jaringan limfa dan di sumsum tulang. Leukosit hanya berumur beberapa hari saja, bahkan beberapa jam.
Granulasit dan monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan
badan terhadap kuman-kuman penyakit. Dengan kemampuannya sebagai fagosit
mereka memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaran darah.
Pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. Dengan
kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas di dalam mengitari
seluruh bagian tubuh. Dengan cara ini ia dapat:
1) mengepung daerah yang terkena infeksi
2) menangkap kuman-kuman penyakit hidup
3) menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran.
Salah satu sel darah putih
Jumlah sel darah putih lebih sedikit daripada sel darah merah dengan
perbandingan 1:700. Pada tubuh manusia, jumlah sel darah putih berkisar
antara 6 ribu–9 ribu butir/mm3, namun jumlah ini bisa naik atau turun.
Faktor penyebab turunnya sel darah putih, antara lain karena infeksi
kuman penyakit. Pada tubuh seseorang yang menderita penyakit tifus, sel
darah putihnya hanya berjumlah 3 ribu butir/mm3. Kondisi sel darah putih yang turun di bawah normal disebut leukopeni. Pada kondisi ini seseorang harus diberikan obat antibiotik untuk meningkatkan daya tahan dan keamanan tubuh. Apabila tidak, maka orang tersebut dapat meninggal dunia.Pada orang yang terkena kanker darah atau leukemia, sel darah putih bisa mencapai 20 ribu butir/mm3 atau lebih. Kondisi di mana jumlah sel darah putih naik di atas jumlah normal disebut leukositosis. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum tulang, limfe, dan kelenjar limfe. Sel darah putih terdiri atas agranulosit dan granulosit. Agranulosit bila plasmanya tidak bergranuler, sedangkan granulosit bila plasmanya bergranuler.
Macam-macam Sel Darah Putih (Leukosit)
Berdasarkan ada atau tidaknya granula di dalam sitoplasmanya, leukosit dibagi menjadi leukosit tidak bergranula (agranulosit) dan leukosit bergranula (granulosit).
a) Agranulosit
Agranulosit merupakan leukosit yang tidak memiliki granula pada sitoplasmanya. Terdapat dua jenis agranulosit, yaitu limfosit dan monosit. Limfosit adalah leukosit yang tidak dapat bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi dalam membentuk antibodi. Limfosit berukuran antara 8–14 mikrometer. Monosit berukuran lebih besar daripada limfosit, yaitu 14–19 mikrometer. Monosit memiliki inti berbentuk menyerupai ginjal.
b) Granulosit
Granulosit merupakan leukosit yang memiliki granula pada sitoplasmanya. Berdasarkan sifat-sifat granul yang dimilikinya, granulosit dibedakan menjadi tiga, yaitu neutrofil, basofil, eosinofil.
Neutrofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna netral. Basofil memiliki granul-granul yang dapat menyerap zat warna bersifat basa. Adapun granul-granul pada eosinofil dapat menyerap zat warna yang bersifat asam. Jumlah leukosit pada manusia sekitar 5.000–10.000 dalam setiap milimeter kubik darah. Jumlah tersebut lebih kecil dibandingkan jumlah eritrosit. Limfosit biasa diproduksi di jaringan limfa dan di sumsum tulang. Leukosit hanya berumur beberapa hari saja, bahkan beberapa jam.
Tabel Macam Sel Darah Putih Agranulosit
No
|
Agranulosit
|
Keterangan
|
1 | Monosit |
Bersifat fagosit dan motil dengan inti bulat panjang. |
2 | Limfosit |
Tidak motil, inti satu, berfungsi untuk kekebalan. Limfosit membentuk
25% dari seluruh jumlah sel darah putih. Sel ini dibentuk di dalam
kelenjar limfa dan dalam sumsum tulang. Selain itu dibagi lagi menjadi
limfosit besar dan kecil |
Tabel Macam Sel Darah Putih Granulosit
No |
Granulosit
|
Keterangan
|
1 | Netrofil |
Bersifat fagosit, intinya bermacam-macam, dengan bentuk
bermacam-macam pula antara lain batang, bengkok, dan bercabang-cabang.
Sel-sel netrofil paling banyak dijumpai pada sel darah putih. Sel
golongan ini mewarnai dirinya dengan pewarna netral atau campuran
pewarna asam dan basa beserta tampak berwarna ungu. |
2 | Basofil |
Bersifat fagosit dan cenderung berwarna biri. Warna biru ini disebabkan karena sel basofil menyerap pewarna basa |
3 | Eosinofil |
Bersifat fagosit dan cenderung berwarna merah. Sel eosinofil hanya
sedikit dijumpai pada sel darah putih. Sel ini menyerap pewarna yang
bersifat asam (eosin) dan kelihatan merah. |
1) mengepung daerah yang terkena infeksi
2) menangkap kuman-kuman penyakit hidup
3) menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran.
Macam-macam sel darah putih, yaitu (a) limfosit, (b) monosit, (c) neutrofil, (d) basofil, dan (e) eosinofil
Granulosit juga mempunyai enzim
yang dapat memecah protein yang memungkinkan merusak jaringan hidup,
menghancurkan, dan membuangnya. Dengan cara ini jaringan yang rusak atau
terluka dapat dibuang dan memungkinkan untuk penyembuhan. Sebagai hasil
kerja fagositik dari sel darah putih, yaitu peradangan dapat dihentikan
sama sekali. Bila kegiatan sel darah putih tersebut tidak berhasil dengan baik, maka dapat terbentuk nanah. Nanah berisi kuman-kuman yang sudah mati.
Subscribe to:
Posts (Atom)